Tautan-tautan Akses

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Duduki Sebuah Gedung di Universitas Columbia


Seorang mahasiswa mengibarkan bendera Palestina di atas Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, pada 30 April 2024. (Foto: Pool Foto/Mary Altafer)
Seorang mahasiswa mengibarkan bendera Palestina di atas Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, pada 30 April 2024. (Foto: Pool Foto/Mary Altafer)

Pengunjuk rasa pro-Palestina menduduki sebuah gedung di Universitas Columbia pada Selasa (30/4) pagi. Mereka bergandengan tangan dan membarikade pintu dalam eskalasi terbaru antara demonstran dan administrator di kampus New York itu.

Dengan agenda memprotes perang Israel di Gaza dan menuntut divestasi universitas dari negara tersebut serta menyerukan amnesti bagi para demonstran, para mahasiswa memasuki Hamilton Hall, yang sejak tahun 1960-an menjadi pusat protes di universitas tersebut.

Menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dengan alasan caranya menangani protes, Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik pada hari Senin (29/4) mengeluarkan pernyataan yang mengecam seruan kekerasan dan menegaskan kembali komitmen universitas terhadap “kebebasan akademis dan untuk memastikan bahwa semua anggota komunitas kita memiliki hak untuk menyampaikan pendapat mereka.”

Ketua DPR AS Mike Johnson mengatakan di di platform X: “Ini bukan protes; ini terorisme. Presiden Shafik harus segera mengundurkan diri.”

Dengan bersikeras bahwa Columbia tidak akan melakukan divestasi dari Israel, Shafik justru mengatakan bahwa universitas tersebut “menawarkan untuk mengembangkan jadwal yang dipercepat untuk meninjau proposal baru dari para mahasiswa oleh badan yang mempertimbangkan isu divestasi.”

Pengambilalihan gedung

Pengepungan Hamilton Hall terjadi setelah universitas pada hari Senin (29/4) mulai menskors mahasiswanya karena menolak membongkar tenda pada tenggat yang ditentukan, pukul 14.00.

Dengan menghancurkan panel pintu kaca dan mengunci gedung dengan rantai, para siswa kemudian memasang spanduk bertuliskan “Aula Hind” dari lantai atas. Para pengunjuk rasa mengidentifikasi Hind sebagai “seorang anak Palestina berusia enam tahun yang terbunuh di Gaza oleh pasukan pendudukan Israel yang didanai oleh Universitas Columbia.”

Israel membantah menarget warga sipil dalam perangnya melawan Hamas, dan menuduh militan itu menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. Lebih dari 35.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza, banyak di antaranya adalah anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

Israel melancarkan serangannya sebagai tanggapan terhadap serangan teroris Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera.

Tiga jam setelah mahasiswa menguasai Hamilton Hall, Universitas Columbia mengeluarkan pemberitahuan bahwa kampus akan ditutup untuk semua kecuali mahasiswa yang tinggal di asrama dan karyawan penting.

“Pembatasan akses ini akan tetap berlaku sampai keadaan memungkinkan,” kata universitas tersebut, seraya menambahkan, “Keselamatan setiap anggota komunitas adalah yang terpenting.”

Para mahasiswa telah menerima kecaman dari beberapa pejabat AS atas demonstrasi tersebut. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Selasa mengatakan “pengambilalihan paksa sebuah gedung di kampus adalah pendekatan yang salah.”

“Itu bukan contoh protes damai,” katanya. “Kami terus percaya pada kebebasan berpendapat dan hak untuk memprotes kebijakan dan gagasan yang ingin Anda protes. Anda perlu melakukannya dengan damai.”

Presiden Joe Biden pekan lalu mengutuk apa yang disebutnya sebagai “protes antisemitisme” yang dilakukan oleh “mereka yang tidak memahami apa yang terjadi dengan rakyat Palestina.” [lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG